Said bin Ali bin Wahf al-Qahthani, pada hal. 90 dengan judul, "Doa bagi siapa yang mendapatkan kesulitan." Beliau menyebutkan bahwa Syaikh al-Arnauth menshahihkannya dalam Takhrij al-Adzkar lil Nawawi, hal. 106. Makna Doa. Makna dari doa di atas, bahwa Allah tidak menjadikan segala sesuatu mudah bagi manusia. DanDia Mahaperkasa, Maha Pengampun ." (Al-Mulk: 2) Manusia punya karakter lemah sehingga iabutuh pertolongan Allah, Zat Yang Maha Kuasa. Berikut doa yang diajarkan Al-Qur'an dan Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ketika menghadapi kesulitan: Isitmewa Contoh Doa Kristen saat Menghadapi Masalah Sulit. TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini simak contoh doa Kristen ketika menghadapi masalah kehidupan yang sulit. Setiap orang pasti memiliki masalah. Semakin dewasa seseorang, semakin berat beban kehidupan yang akan ia hadapi, rintangan dan pencobaan juga akan semakin sulit untuk dihindari Metode1Menghadapi Kematian Orang Tercinta. 1. Ketahuilah bahwa perasaan duka adalah sesuatu yang alami. Jangan berkecil hati atau kesal kepada diri sendiri, atau khawatir kalau Anda akan tidak dapat melanjutkan hidup. Setelah kematian seseorang yang kita cintai, wajar untuk merasa sedih, kesal, dan kehilangan. Khusnulkhotimah merupakan kematian yang selalu dinantikan orang. Meninggal karena sebab dan keadaan yang baik menjadi harapan semua orang. Untuk itu, kita patut memohon agar dimatikan dalam keadaan Khusnul Khotimah. Mati dalam keadaan baik dan memberikan kebaikan. Agar hal itu terjadi, dianjurkan membaca doa ini. Doa tersebut diajarkan Imam Al Matius4:1 (AYT) -- "Kemudian, Yesus dipimpin oleh Roh ke padang belantara untuk dicobai oleh Iblis." Lukas 22:39-46 (AYT) -- "Kemudian, Yesus keluar dan pergi seperti ke Bukit Zaitun seperti yang biasa dilakukan-Nya; dan murid-murid-Nya juga pergi mengikuti Dia. Ketika Yesus sampai di tempat itu, Ia berkata kepada mereka, 'Berdoalah supaya . Krisis yang berkepanjangan bisa menyebabkan guncangan mental yang luar biasa bagi seseorang. Terlepas dari berbagai faktor, dalam keadaan seperti ini, bagi mereka yang lemah imannya akan mengalami keputusasaan dari berharap rahmat Allah SWT. Lebih buruknya adalah mengharapkan kematian segera. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bolehkah seseorang berdoa mengharap kematian? Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya Sabรฎlul Iddikรขr wal Iโ€™tibรขr bimรข Yamurru bil Insรขn wa Yanqadli Lahu minal Aโ€™mรขr Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 58 menjelaskan sebagai berikut ูˆูŠููƒุฑู‡ ุชู…ู†ูŠ ุงู„ู…ูˆุชุŒ ูˆุงู„ุฏุนุงุก ุจู‡ุŒ ู„ุถุฑ ูŠู†ุฒู„ ุจุงู„ุฅู†ุณุงู†ุŒ ู…ู† ู…ุฑุถ ุฃูˆูู‚ุฑ ุฃูˆ ู†ุญูˆ ุฐุงู„ูƒ ู…ู† ุดุฏุงุฆุฏ ุงู„ุฏู†ูŠุง ูุฅู† ุฎุงู ูุชู†ุฉ ููŠ ุฏูŠู†ู‡ ุฌุงุฒ ู„ู‡ ุชู…ู†ูŠู‡ุŒ ูˆุฑุจู…ุง ู†ูุฏูุจูŽ Artinya โ€œAdalah makruh tidak disukai mengharapkan mati atau berdoa memohon kematian disebabkan penderitaan yang menimpa seseorang, seperti penyakit, kemiskinan, dan hal-hal semacam itu yang merupakan kesengsaraan dunia. Namun jika ia merasa takut hal itu akan menjadi fitnah godaan berat terhadap agamanya, maka hal itu diperbolehkan, dan terkadang malah dianjurkan.โ€ Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa hukum mengharapkan atau berdoa memohon kematian disebabkan merasa tidak kuat atas penderitaan dan kesulitan yang bersifat jasmani seperti terkena penyakit yang parah, terhimpit kemiskinan yang menyengsarakan, dan sebagainya, adalah makruh. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi sebagai berikut ู„ุง ูŠูŽุชูŽู…ูŽู†ู‘ูŽูŠูŽู†ู‘ูŽ ุฃุญุฏูƒู… ุงู„ู…ูˆุช ู„ุถุฑ ู†ุฒู„ ุจู‡ุŒ ูุฅู† ูƒุงู† ู„ุง ุจุฏ ูุงุนู„ุงู‹ ูู„ูŠู‚ู„ ุงู„ู„ู‡ู… ุฃุญูŠู†ูŠ ู…ุง ูƒุงู†ุช ุงู„ุญูŠุงุฉ ุฎูŠุฑู‹ุง ู„ูŠุŒ ูˆุชูˆูู†ูŠ ุฅุฐุง ูƒุงู†ุช ุงู„ูˆูุงุฉ ุฎูŠุฑู‹ุง ู„ูŠ. Artinya โ€œJangan sekali-kali ada orang di antara kalian menginginkan kematian karena tertimpa suatu bencana. Namun jika sangat terpaksa, maka sebaiknya ia mengucapkan doa Ya Allah biarkanlah aku hidup sekiranya hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku sekiranya kematian itu lebih baik bagikuโ€™.โ€ Kutipan di atas menjelaskan mengharapkan kematian sesungguhnya tidak dianjurkan sekalipun dilatarbelakangi kesengsaraan karena tertimpa bencana, misalnya. Namun demikian pada tingkat tertentu hal itu bisa dibenarkan dengan catatan cara memohonnya harus dengan doa yang tidak mencerminkan keputusasaan. Doa tersebut harus seperti yang diajarkan Rasulullah SAW sebagaimana dicontohkan dalam hadits di atas, yakni tidak memohon kematian itu sendiri secara mutlak tetapi lebih memasrahkannya kepada Allah SWT yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Maksudnya biarlah Allah sendiri yang memutuskan apakah seseorang akan dimatikan atau dipertahankan hidup sebab pada hakikatnya hanya Allah yang mengetahui mana yang lebih baik antara hidup dan mati. Bisa jadi Allah tetap mempertahankan hidup seseorang dengan maksud memberinya kesempatan untuk menambah kebaikan-kebaikannya atau memperbaiki diri sebagai pertobatan bagi yang banyak dosanya. Hal ini sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari sebagai berikut ู„ุง ูŠูŽุชูŽู…ูŽู†ู‘ูŽู‰ ุฃุญุฏูƒู… ุงู„ู…ูˆุชุŒ ุฅู…ุง ู…ุญุณู† ูู„ุนู„ู‡ ูŠุฒุฏุงุฏุŒ ูˆุฅู…ุง ู…ุณูŠุก ูู„ุนู„ู‡ ูŠูŽุณู’ุชูŽุนู’ุชูุจู. Artinya โ€œJanganlah ada seseorang dari kalian yang mengharapkan kematian. Jika ia orang yang baik, mudah-mudahan hal itu menambah kebaikannya. Dan jika ia orang yang buruk semoga ia dapat memanfaatkannya untuk bertobat.โ€ Selanjutnya Sayyid Abdullah Al-Haddad menjelaskan di halaman yang sama hal. 58 bahwa kematian seseorang sesungguhnya telah ditetapkan dengan qadhaโ€™-Nya sebagaimana kutipan berikut ini ุฅู† ุงู„ู…ูˆุช ุฃู…ุฑ ู…ูƒุชูˆุจ ุนู„ู‰ ุฌู…ูŠุน ุงู„ุฃู†ุงู…ุŒ ูˆู‚ุถุงุก ู…ุญุชูˆู… ุนู„ู‰ ุงู„ุฎุงุต ูˆุงู„ุนุงู…ุŒ ูˆู‚ุฏ ุณูˆู‰ ุงู„ู„ู‡ ููŠู‡ ุจูŠู† ุงู„ู‚ูˆูŠ ูˆุงู„ุถุนูŠูุŒ ูˆุงู„ูˆุถูŠุน ูˆุงู„ุดุฑูŠู. Artinya โ€œSesungguhnya kematian adalah sesuatu perkara yang telah ditetapkan pada seluruh manusia dan berlaku tanpa terkecuali. Allah tidak pilih kasih dalam hal ini sehingga tidak memandang kuat lemahnya fisik seseorang ataupun tinggi rendahnya kedudukan mereka di masyarakat.โ€ Kesimpulannya, berdoa memohon kematian sesungguhnya tidak baik dan tidak perlu apa pun alasannya sebab kematian seseorang sesungguhnya telah ditetapkan oleh Allah SWT sebelum kelahirannya ke alam dunia ini. Oleh karena itu siapa pun, terutama mereka yang berada dalam kondisi kritis, sebaiknya dapat memandang hidup apa pun kondisinya sebagai kesempatan untuk beramal baik. Orang yang sudah baik diharapkan dapat menambah kebaikannya; sedangkan yang belum baik diharapkan dapat memanfaatkannya untuk bertobat sebelum ajal benar-benar menjemputnya. Penulis Muhammad Ishom Editor Agung Gumelar Sumber Doa orang sakit yang putus asa untuk hidup terus terhindar dari Putus Asa โ€œYa Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku dan temukan aku dengan teman yang tinggi derajatnya para nabi, orang shalih, dan yang mati syahid *lihat surat An-Nisa 69. HR. Bukhari 7/10 dan Muslim 4/1893. Dariโ€™Aisyah dia berkata โ€œSesungguhnya Nabi SAW, memasukkan kedua tangannya ke dalam air, lalu diusapkan ke wajahnya, dan beliau bersabda โ€œTiada Tuhan selain Allah, sesungguhnya mati itu mempunyai sekaratnyaโ€.HR. Bukhari. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, tidak ada Tuhan selain Allah, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Tidak ada Tuhan kecuali Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allahโ€ HR. Tirmidzi dan Ibn Majah. Doa orang sakit yang putus asa untuk hidup terus terhindar dari Putus Asa โ€œYa Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku dan temukan aku dengan teman yang tinggi derajatnya para nabi, orang shalih, dan yang mati syahid *lihat surat An-Nisa 69. HR. Bukhari 7/10 dan Muslim 4/1893. Dariโ€™Aisyah dia berkata โ€œSesungguhnya Nabi SAW, memasukkan kedua tangannya ke dalam air, lalu diusapkan ke wajahnya, dan beliau bersabda โ€œTiada Tuhan selain Allah, sesungguhnya mati itu mempunyai sekaratnyaโ€.HR. Bukhari. ๏ปฟLarangan mengharapkan kematian karena musibah yang menimpaDua alasan mengapa dilarang berangan-angan meminta kematianBagaimana jika musibah tersebut menimpa agama seseorang?Jika harus berangan-angan kematianLarangan mengharapkan kematian karena musibah yang menimpaDiriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ู„ุงูŽ ูŠูŽุชูŽู…ูŽู†ู‘ูŽูŠูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูŒ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู ุงู„ู…ูŽูˆู’ุชูŽ ู„ูุถูุฑู‘ู ู†ูŽุฒูŽู„ูŽ ุจูู‡ูุŒ ููŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ุงูŽ ุจูุฏู‘ูŽ ู…ูุชูŽู…ูŽู†ู‘ููŠู‹ุง ู„ูู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชู ููŽู„ู’ูŠูŽู‚ูู„ู’ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุญู’ูŠูู†ููŠ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽุชู ุงู„ุญูŽูŠูŽุงุฉู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ู„ููŠุŒ ูˆูŽุชูŽูˆูŽูู‘ูŽู†ููŠ ุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽุชู ุงู„ูˆูŽููŽุงุฉู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ู„ููŠโ€œJanganlah salah seorang di antara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya. Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, โ€œYa Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.โ€ HR. Bukhari no. 6351, 5671 dan Muslim no. 2680Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang seseorang berangan-angan agar mati. Dalam riwayat dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ู„ูŽุง ูŠูŽุชูŽู…ูŽู†ู‘ูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูŽุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุฏู’ุนู ุจูู‡ู ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฃู’ุชููŠูŽู‡ูโ€œJanganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah berdoa meminta mati sebelum datang waktunya.โ€ HR. Muslim no. 2682Dari dua hadits di atas dapat dipahami bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang berangan-angan mati dalam pikiran dan juga berdoa dengan diucapkan meminta bin Malik radhiyallahu anhu berkata,ู„ูŽูˆู’ู„ุงูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู†ูŽู‡ูŽุงู†ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ู†ูŽุฏู’ุนููˆูŽ ุจูุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชู ู„ูŽุฏูŽุนูŽูˆู’ุชู ุจูู‡ูโ€œJika bukan karena aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang kita untuk berdoa meminta kematian, niscaya aku akan memintanya.โ€ HR. Bukhari no. 7234Baca juga Hanya Berdoa Kepada Allah Taโ€™ala Dalam Urusan Dunia SemataDua alasan mengapa dilarang berangan-angan meminta kematianDalam hadits di atas terkandung larangan bagi setiap muslim untuk berangan-angan atau meminta kematian karena musibah yang dia alami, baik berupa kemiskinan, kehilangan sesuatu yang berharga, penyakit tertentu yang parah, luka secara fisik, atau musibah-musibah lainnya. Larangan ini karena dua alasanAlasan pertama, perbuatan tersebut menunjukkan keluh kesah terhadap musibah yang menimpa, tidak ridha dengan takdir Allah Taโ€™ala dan menentang takdir yang telah Allah Taโ€™ala menjadi kewajiban bagi seorang muslim adalah bersabar dalam menghadapi musibah. Kewajiban sabar ini berdasarkan ijmaโ€™ ulama. Yang lebih utama dari sabar adalah bersikap ridha terhadap musibah atau takdir dari Allah Taโ€™ala tersebut. Ridha terhadap musibah hukumnya sunnah, tidak sampai derajat wajib, menurut pendapat yang paling kedua, berdoa meminta kematian tidaklah mendatangkan maslahat, namun di dalamnya justru terdapat mafsadah keburukan, yaitu meminta hilangnya nikmat kehidupan dan berbagai turunannya yang ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,ู„ูŽุง ูŠูŽุชูŽู…ูŽู†ู‘ูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูŽุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุฏู’ุนู ุจูู‡ู ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฃู’ุชููŠูŽู‡ูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุงุชูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู ุงู†ู’ู‚ูŽุทูŽุนูŽ ุนูŽู…ูŽู„ูู‡ูุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽุง ูŠูŽุฒููŠุฏู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽ ุนูู…ู’ุฑูู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุงโ€œJanganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah meminta mati sebelum datang waktunya. Karena orang mati itu amalnya akan terputus, sedangkan umur seorang mukmin tidaklah bertambah melainkan akan menambah kebaikan.โ€ HR. Muslim no. 2682Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุชูŽู…ูŽู†ู‘ูŽูŠูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู ุงู„ู…ูŽูˆู’ุชูŽ ุฅูู…ู‘ูŽุง ู…ูุญู’ุณูู†ู‹ุง ููŽู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฒู’ุฏูŽุงุฏูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุงุŒ ูˆูŽุฅูู…ู‘ูŽุง ู…ูุณููŠุฆู‹ุง ููŽู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุณู’ุชูŽุนู’ุชูุจูŽโ€œJanganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian. Jika dia orang baik, semoga saja bisa menambah amal kebaikannya. Dan jika dia orang yang buruk akhlaknya, semoga bisa menjadikannya bertaubat.โ€ HR. Bukhari no. 5673Baca juga Orang Islam kok Enggan Berdoa? Bagaimana jika musibah tersebut menimpa agama seseorang?Dzahir hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa โ€œmusibahโ€ tersebut bersifat umum, baik musibah yang terkait dengan dunia atau yang terkait dengan agama. Akan tetapi, sejumlah ulama salaf memaknai larangan tersebut jika musibah tersebut berkaitan dengan dunia. Maksudnya, jika musibah tersebut berkaitan dengan agama seseorang, di mana seseorang mengkhawatirkan akan adanya fitnah atau kerusakan pada agamanya, maka hal ini tidak termasuk dalam larangan di riwayat An-Nasaโ€™i, terdapat hadits di atas dengan lafadz,ู„ูŽุง ูŠูŽุชูŽู…ูŽู†ู‘ูŽูŠูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูŽ ู„ูุถูุฑู‘ู ู†ูŽุฒูŽู„ูŽ ุจูู‡ู ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุงโ€œJanganlah salah seorang di antara kalian berharap mati karena musibah duniawi yang menimpanya.โ€ HR. An-Nasaโ€™i no. 1820, shahihIbnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah menjelaskan,ุนู„ู‰ ุฃู† ููŠ ููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ุณุจุจูŠุฉ ุฃูŠ ุจุณุจุจ ุฃู…ุฑ ู…ู† ุงู„ุฏู†ูŠุงโ€œBahwa kata โ€œfiiโ€ dalam hadits tersebut menunjukkan โ€œsebabโ€. Maksudnya, dengan sebab suatu perkara musibah duniawi.โ€ Fathul Baari, 10 128Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ู„ุงูŽ ุชูŽู‚ููˆู…ู ุงู„ุณู‘ูŽุงุนูŽุฉู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽู…ูุฑู‘ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ุจูู‚ูŽุจู’ุฑู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ููŽูŠูŽู‚ููˆู„ู ูŠูŽุง ู„ูŽูŠู’ุชูŽู†ููŠ ู…ูŽูƒูŽุงู†ูŽู‡ูโ€œKiamat tidak akan terjadi sampai seseorang melewati makam orang lain dan mengatakan, โ€œDuhai, seandainya aku menempati posisinya.โ€ HR. Bukhari no. 7115 dan Muslim no. 157Juga dalam hadits panjang yang diriwayatkan dari sahabat Muโ€™adz bin Jabal radhiyallahu anhu, di dalamya diceritakan kalau Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdoa,ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ููŠ ุฃูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ููุนู’ู„ูŽ ุงู„ุฎูŽูŠู’ุฑูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุชูŽุฑู’ูƒูŽ ุงู„ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุญูุจู‘ูŽ ุงู„ู…ูŽุณูŽุงูƒููŠู†ูุŒ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูŽุบู’ููุฑูŽ ู„ููŠ ูˆูŽุชูŽุฑู’ุญูŽู…ูŽู†ููŠุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุฑูŽุฏู’ุชูŽ ููุชู’ู†ูŽุฉู‹ ูููŠ ู‚ูŽูˆู’ู…ู ููŽุชูŽูˆูŽูู‘ูŽู†ููŠ ุบูŽูŠู’ุฑูŽ ู…ูŽูู’ุชููˆู†ูโ€œYa Allah, sesungguhnya aku memintamu berbuat kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang-orang miskin, ampunilah aku dan rahmatilah aku, dan bila Engkau menghendaki fitnah pada hamba-hamba-Mu, wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terkena fitnah.โ€ HR. Tirmidzi no. 3235, shahihBaca juga Sebab-Sebab Terkabulnya DoaJika harus berangan-angan kematianDalam hadits pertama di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, โ€œKalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, โ€œYa Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.โ€Artinya, jika tidak boleh tidak dia ingin berangan-angan kematian karena keinginan kuat dari jiwa dan hawa nafsunya, sehingga mencegahnya untuk menjauhi larangan, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan solusi untuk berdoa dengan lafadz di kalimat doa yang diajarkan dan diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tersebut, terkandung makna pasrah dan tunduk terhadap ketentuan Allah Taโ€™ala, memasrahkan semua urusan kepada Allah Taโ€™ala yang Maha Mengetahui semua urusan dan hasil akhirnya. Yaitu, seseorang menggantungkan urusannya kepada ilmu Allah Taโ€™ shallallahu alaihi wa sallam pun berdoa dengan lafadz tersebut dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat Ammar bin Yasir radhiyallahu anhu,ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุจูุนูู„ู’ู…ููƒูŽ ุงู„ู’ุบูŽูŠู’ุจูŽุŒ ูˆูŽู‚ูุฏู’ุฑูŽุชููƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฎูŽู„ู’ู‚ูุŒ ุฃูŽุญู’ูŠูู†ููŠ ู…ูŽุง ุนูŽู„ูู…ู’ุชูŽ ุงู„ู’ุญูŽูŠูŽุงุฉูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ู„ููŠุŒ ูˆูŽุชูŽูˆูŽูู‘ูŽู†ููŠ ุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽุชู ุงู„ู’ูˆูŽููŽุงุฉู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ู„ููŠโ€œYa Allah, dengan ilmu ghaib-Mu dan kekuasaanmu atas seluruh makhluk, hidupkanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa kehidupan itu lebih baik untukku, dan wafatkanlah aku jika kematian itu lebih baik untukku โ€ฆ โ€œ HR. Ahmad 30 265, shahihBacajugaDoa agar Terhindar dari Hilangnya Nikmat & Bencana yang Tiba-TibaBerdoa Kepada Mayit Adalah KesyirikanDemikian pembahasan ini, semoga bermanfaat.***Sint-Jobskade 718 NL, 4 Muharram 1440/ 15 September 2018Penulis M. Saifudin HakimArtikel dari kitab Minhatul Allaam fi Syarhi Buluughil Maraam, 4 233-236, karya Syaikh Abdullah bin Shalih Al-Fauzan, penerbit Daar Ibnul Jauzi KSA, cetakan ke lima tahun 1435. Kejahatan dan penderitaan saling terkait dengan kehidupan manusia. Rasa sakit dan penderitaan manusia lebih besar daripada makhluk lain, karena manusia diciptakan lemah QS. An-Nisa 28. Dari kelahiran hingga kematian, manusia dihadapkan pada banyak masalah dunia. Masalah dalam kehidupan, harus dihadapi dengan penuh optimisme bahwa masalah apapun pasti memiliki jalan keluar. Namun, tidak dipungkiri beberapa masalah kadang membuat kita hampir putus asa. Putus asa adalah perasaan kehilangan harapan, optimisme, dan gairah hidup. Sehingga, seorang yang putus asa percaya bahwa tidak ada jalan keluar bagi masalahnya, dan enggan untuk melakukan apapun agar bisa keluar dari kondisinya tersebut. Padahal, sesalah apapun diri kita dalam menjalani kehidupan ini, sehingga mengalami kerugian dan penderitaan, kita tidak boleh kehilangan harapan atas keselamatan dan kebahagiaan diri kita kedepannya. Allah SWT telah memotivasi kita, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya QS. Az-Zumar 5 Al-Quran mengakui kepastian manusia menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar QS. Al-Baqarah 155. Ayat ini setidaknya bermaksud mempersiapkan orang-orang beriman untuk menanggulangi kesulitan, di jalan para nabi dan membuat kita sadar bahwa cobaan ilahi tidak menyiksa. Jadi, langkah utama yang harus kita ambil dalam menghadapi masa-masa keputusasaan ialah meluruskan presepsi kita. Bagaimananpun, kita harus berusaha memberikan tanggapan atau penerimaan yang tepat terhadap masalah yang sedang dihadapi. Persepsi individu tentang kekuatan dan kemampuannya adalah penentu utama dalam menghadapi kesulitan. Sebab, apabila seseorang merasa dia tidak mampu mengatasi masalah dengan sukses, ia akan lebih kesulitan menghadapi masalahnya, terlepas dari semua keterampilan yang dipelajari. Sebagai seorang Muslim, kita memandang musibah dan malapetaka sebagai ujian Allah yang memberi kita kesempatan untuk bertobat dan berkembang menjadi lebih baik baik lagi. Ujian hidup membantu perkembangan manusia, serta berkontribusi pada nilai positif yang sering kali tidak disadari. Seperti menaikan tingkatan keshalehan kitaร‚ atau memberikan kesempatan untuk menangani peristiwa tersebut dengan lebih baik di kemudian hari. Allah SWT telah melengkapi kita dengan sarana dan instrumen pertahanan mental, untuk dimanfaatkan sebanyak mungkin, agar kita jangan sampai berputus asa. Salah satunya ialah dengan Istilah kesabaran mengandung arti bahwa di dalam hati manusia terdapat daya tahan yang membuatnya mampu mengendalikan sistem indrawinya, menghindarkan hatinya dari emoosi berlebih, serta menghindari pikiran buruk dan merusah. Kesabaran disebutkan berulang-ulang dalam banyak ayat al-Quran. Sabar merupakan satu-satunya perbuatan yang akan diganjar pahala yang tak terbatas dan terhitung banyaknya QS. Az-Zumar 10. Kesabaran tidak berarti bahwa seseorang diam tersungkur, melainkan tidak menyerah pada penderitaan dan kesulitan. Dalam beberapa ayat tentang sabar, kata kesabaran juga disertai dengan kata sifat indah dan terbaik, yang ditafsirkan sebagai kesabaran tanpa keluhan, sebagaimana Nabi Yakub AS menyebutkan รขโ‚ฌล“bersabar itulah yang terbaik bagikuรขโ‚ฌย QS. Yusuf 18. Kita diajarkan untuk berfokus pada pengendalian emosi dan pemecahan masalah, serta tidak menyerah dan putus asa. โ€ฆMereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, juga tidak patah semangat dan tidak pula menyerah. Dan Allah mencintai orang-orang yang bersabarQS. Ali Imran 146. Islam berusaha melatih manusia yang memahami bahwa penderitaan adalah bagian yang melekat pada dunia. Pandangan ini telah melatih manusia sedemikian rupa sehingga kita tidak terkejut dengan kejadian yang tidak menyenangkan. Tampaknya filosofi pendidikan di balik masalah dan cobaan Tuhan, yang dapat kita temukan dari sini ialah รขโ‚ฌล“manusia yang memiliki persepsi yang benar terhadap masalah kehidupan, mengelola dirinya sendiri dalam segala keadaan, dan menjaga keseimbangan mentalnya dalam kesejahteraan maupun Dengan dukungan Tuhan sedemikian rupa, serta optimisme kita untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan diri, kita tentu akan terhindar dari perasaan putus asa. Ditambah lagi, dalam sebuah hadis dikatakan, Barangsiapa yang berusaha menjaga diri, maka Allah menjaganya, barangsiapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah mencukupinya. Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya bisa bersabar dan tidak ada seorangpun yang dianugerahi sesuatu yang melebihi kesabaran. HR. al Bukhari No 1469. Jadi, langkah utama dalam menghadapi keputusasaan ialah melalui tanggapan atau penerimaan yang tepat, bahwa segala macam ujian dan masalah hidup merupakan kesempatan untuk bertobat dan berkembang menjadi lebih baik baik Di dalam al-Quran, Allah SWT memotivasi kitaร‚ untuk bersabar, tidak menyerah, dan fokus untuk menghadapi masalah yang ada. Kita selalu memiliki potensi pertahanan diri dan mental yang dapat kita manfaatkan sebanyak-banyaknya. Jangan pernah memandang bahwa kita sendirian dalam peristiwa pahit dan penderitaan. Sebab, Allah SWT bersama kita semua di manapun kita berada, bahkan Dia-lah yang paling dekat. Tuhan Maha Mengamati apa pun yang kita lakukan lakukan. Selvina AdistiaRedaktur Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender. Allah subhanahu wataโ€™alaูƒูู„ู‘ู ู†ูŽูู’ุณู ุฐูŽุงุฆูู‚ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชู โ€œSetiap jiwa pasti merasakan mati,โ€ QS Ali Imran ayat 185Kematian merupakan hal yang pasti datang. Tak pandang siapa, kapan, di mana, dan bagaimanapun kondisinya, ketika ajal menjemput, tak ada satu pun yang akan bisa menghindar adalah sebuah jembatan yang menghubungkan dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat kita menanam bekal menuju kehidupan yang kekal nan abadi, apa yang akan kita panen di akhirat merupakan hasil dari apa yang kita tanam di dunia. Nabi menyebut orang yang mempersiapkan dirinya untuk bekal kehidupan setelah mati sebagai orang cerdas. Sebaliknya, orang yang tenggelam dalam nafsu duniawi, disebut Nabi sebagai orang yang lemah. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabdaุงู„ูƒูŽูŠู‘ูุณู ู…ูŽู†ู’ ุฏูŽุงู†ูŽ ู†ูŽูู’ุณูŽู‡ู ูˆูŽุนูŽู…ูู„ูŽ ู„ูู…ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูุŒ ูˆูŽุงู„ุนูŽุงุฌูุฒู ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุชู’ุจูŽุนูŽ ู†ูŽูู’ุณูŽู‡ู ู‡ูŽูˆูŽุงู‡ูŽุง ูˆูŽุชูŽู…ูŽู†ู‘ูŽู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู โ€œOrang cerdas adalah orang yang rendah diri dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, dan orang lemah adalah orang yang mengikutkan dirinya pada hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah,โ€ HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya. Lalu bagaimana tips mempersiapkan diri menghadapi kematian? Berikut ini Mengerjakan amal-amal saleh. Allah memberikan dua syarat bagi siapa pun yang berharap bertemu dengan-Nya di surga, yaitu beramal saleh dan meninggalkan kesyirikan. Dalam sebuah firman-Nya, Allah subhanahu wataโ€™ala menegaskanููŽู…ูŽู†ู’ ูƒุงู†ูŽ ูŠูŽุฑู’ุฌููˆุง ู„ูู‚ุงุกูŽ ุฑูŽุจู‘ูู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ู’ ุนูŽู…ูŽู„ู‹ุง ุตุงู„ูุญุงู‹ ูˆูŽู„ุง ูŠูุดู’ุฑููƒู’ ุจูุนูุจุงุฏูŽุฉู ุฑูŽุจู‘ูู‡ู ุฃูŽุญูŽุฏุงู‹โ€œBarang siapa yang mengharapkan bertemu Tuhannya maka hendaklah melakukan amal shalih dan janganlah menyekutukan ibadah terhadap Tuhannya dengan suatu apapun.โ€ QS al-Kahfi 110.Amal saleh yang dimaksud dalam ayat di atas adalah segala bentuk perbuatan baik yang steril dari riya pamer dan sesuai dengan tuntunan syariat. Menurut Syekh Muโ€™adz, sebagaimana dikutip al-Imam al-Baghawi dalam tafsirnya, amal saleh adalah amal yang di dalamnya terdapat empat hal, ilmu, niat, kesabaran dan Sahl al-Tustari berkataุงูŽู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญู ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุฎูŽุงู„ููŠุงู‹ ุนูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ููŠูŽุงุกู ู…ูู‚ูŽูŠู‘ูŽุฏุงู‹ ุจูุงู„ุณู‘ูู†ู‘ูŽุฉูโ€œAmal saleh adalah amal yang sunyi dari pamer dan diikat dengan tuntunan sunah Nabi,โ€ Abu Muhammad Sahl bin Abdillah al-Tustari, Tafsir al-Tustari, hal. 98.Al-Imam al-Baghawi berkataู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูุนูŽุงุฐูŒ ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ูููŠู‡ู ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽุฉู ุฃูŽุดู’ูŠูŽุงุกูŽ. ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูุŒ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽุจู’ุฑูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุฅูุฎู’ู„ูŽุงุตูโ€œMuโ€™adz berkata; amal saleh adalah amal yang di dalamnya terdapat empat hal, ilmu, niat, sabar dan ikhlas,โ€ al-Imam al-Baghawi, Tafsir al-Baghawi, hal. 73.Setelah mampu konsisten beramal baik, hendaknya tidak terlalu bangga atas amal perbuatan yang dilakukan, misalkan merasa dirinya lebih baik dari orang lain, merasa amalnya menyelamatkannya di hari kiamat dan sebagainya. Sebab pada hakikatnya, seseorang akan mendapat kenikmatan dan keselamatan di akhirat bukan disebabkan amalnya, namun murni karena anugerah dan kasih sayang dari Allah. Tidak ada yang dapat menjamin nasib seseorang di hari pembalasan kelak. Nabi menegaskanู„ูŽู†ู’ ูŠูุฏู’ุฎูู„ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏู‹ุง ุนูŽู…ูŽู„ูู‡ู ุงู„ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ููˆุง ูˆูŽู„ุงูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ุงูŽุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ุฃูŽู†ูŽุงุŒ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุชูŽุบูŽู…ู‘ูŽุฏูŽู†ููŠ ุงู„ู„ู‡ู ุจูููŽุถู’ู„ู ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉูุŒ ููŽุณูŽุฏู‘ูุฏููˆุง ูˆูŽู‚ูŽุงุฑูุจููˆุงโ€œTidak seorang pun amalnya memasukannya ke surga. Sahabat bertanya; apakah termasuk engkau ya Rasulullah?. Nabi menjawab, termasuk aku. Tetapi Allah telah menaungiku dengan anugerah dan rahmat, maka benarkanlah niatmu dalam beramal dan berlakulah sedang,โ€ HR. al-Bukhari.Hadits di atas tidak hendak mengatakan bahwa amal saleh tidak ada manfaatnya, namun Nabi memberikan petunjuk bahwa dalam beramal hendaknya dilakukan dengan ikhlas, bertujuan murni mengikuti perintah agama, tidak menuntut yang macam-macam kepada Tuhan. Oleh karenanya, di dalam redaksi setelahnya Nabi berpesan; benarkanlah niatmu dalam beramal. Melakukan kebajikan dengan ikhlas dan dengan cara yang benar adalah pertanda bahwa amal yang diperbuat diterima di sisiNya, yang oleh sebab itu seorang hamba mendapatkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga ia dapat masuk Ibnu Hajar al-Asqalani berkataู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงููุนููŠู‘ู ูููŠ ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠุซู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู…ูู„ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ุจูŽุบููŠ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุชู‘ูŽูƒูู„ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูŽู…ูŽู„ูู‡ู ูููŠ ุทูŽู„ูŽุจู ุงู„ู†ู‘ูŽุฌูŽุงุฉู ูˆูŽู†ูŽูŠู’ู„ู ุงู„ุฏู‘ูŽุฑูŽุฌูŽุงุชู ู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุนูŽู…ูู„ูŽ ุจูุชูŽูˆู’ูููŠู‚ู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุชูŽุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุตููŠูŽุฉูŽ ุจูุนูุตู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู ููŽูƒูู„ู‘ู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุจูููŽุถู’ู„ูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุชูู‡ู โ€œAl-Rafiโ€™i berkata; di dalam hadits menegaskan bahwa orang yang beramal tidak seyogiayanya berpegangan atas amalnya di dalam mencari keselamatan dan memperoleh derajat-derajat, sebab ia bisa beramal atas pertolongan Allah, mampu meninggalkan maksiat karena penjagaan Allah, maka semuanya atas anugerah dan rahmat-Nya,โ€ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ุณูŽุฏู‘ูุฏููˆุง ูููŠ ุฑููˆูŽุงูŠูŽุฉู ุจูุดู’ุฑู ุจู’ู†ู ุณูŽุนููŠุฏู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽ ู…ูุณู’ู„ูู…ู ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู’ ุณูŽุฏู‘ูุฏููˆุง ูˆูŽู…ูŽุนู’ู†ูŽุงู‡ู ุงู‚ู’ุตูุฏููˆุง ุงู„ุณู‘ูŽุฏูŽุงุฏูŽ ุฃูŽูŠู ุงู„ุตู‘ูŽูˆูŽุงุจูŽ ูˆูŽู…ูŽุนู’ู†ูŽู‰ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ูุงุณู’ุชูุฏู’ุฑูŽุงูƒู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุฏู’ ูŠููู’ู‡ูŽู…ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽูู’ูŠู ุงู„ู’ู…ูŽุฐู’ูƒููˆุฑู ู†ูŽูู’ูŠู ููŽุงุฆูุฏูŽุฉู ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู ููŽูƒูŽุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ููŠู„ูŽ ุจูŽู„ู’ ู„ูŽู‡ู ููŽุงุฆูุฏูŽุฉูŒ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽุงู…ูŽุฉูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ูˆูุฌููˆุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ุชูุฏู’ุฎูู„ู ุงู„ู’ุนูŽุงู…ูู„ูŽ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูŽ ููŽุงุนู’ู…ูŽู„ููˆุง ูˆูŽุงู‚ู’ุตูุฏููˆุง ุจูุนูŽู…ูŽู„ููƒูู…ู ุงู„ุตู‘ูŽูˆูŽุงุจูŽ ุฃูŽูŠู ุงุชู‘ูุจูŽุงุนูŽ ุงู„ุณู‘ูู†ู‘ูŽุฉู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฅูุฎู’ู„ูŽุงุตู ูˆูŽุบูŽูŠู’ุฑูู‡ู ู„ููŠูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽ ุนูŽู…ูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ููŽูŠูู†ู’ุฒูู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽุฉูŽโ€œSabda Nabi; benarkanlah niatmu dalam beramal, di dalam riwayat Bisyr bin Said dari Abi Hurairah dari riwayat Imam Muslim; tetapi benarkanlah niatmu dalam beramal. Maknanya adalah bertujuanlah baik dalam amalmu. Maksud dari istidrak ini adalah bahwa terkadang dipahami ketiadaan faidah beramal dari penegasan ketiadaan selamat disebabkan amal. Seakan-akan Nabi menjawab kesalahpahaman tersebut; tetapi amal memiliki faidah, yaitu sesungguhnya amal adalah tanda akan wujudnya rahmat yang dapat memasukannya di surga, maka beramalah kalian dan bertujuanlah dengan amal kalian suatu kebenaran, yaitu mengikuti sunah Nabi berupa ikhlas dan lainnya, agar Allah menerima amal kalian sehingga Ia menurunkan rahmat atas kalian,โ€ Syekh Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, Menjauhi perbuatan-perbuatan mengerjakan amal saleh, yang tidak kalah penting adalah menjauhi perbuatan-perbuatan tercela. Yang dimaksud perbuatan tercela meliputi keharaman dan kemakruhan. Meninggalkan keharaman adalah wajib, sedangkan meninggalkan kemakruhan adalah sunah. Demikian pula dianjurkan untuk meminimalisasi perkara mubah yang tidak ada ulama salaf sangat berhati-hati menjaga dirinya dari perbuatan tercela. Bagi mereka, yang urgens tidak hanya meninggalkan keharaman dan kemakruhan, namun perkara-perkara mubah yang dapat melalaikan. Sebab perbuatan makshiat akan menciptakan noda hitam di hati sehingga menjadikannya keras, enggan menerima kebenaran dan malas karenanya, mereka sangat menjaga betul kualitas makanan yang dikonsumi, bahkan rela riyadlah tirakat, misalnya dengan cara puasa mutih hanya makan nasi tanpa lauk pauk, puasa bila ruh meninggalkan makanan-makanan yang bernyawa atau yang berbahan darinya, ngerowot meninggalkan makanan pokok yang lazim dikonsumsi dengan diganti makanan jenis lain. dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan oleh mereka untuk meningkatkan kejernihan berhati-hati dalam menjaga diri dari perbuatan yang diharamkan, semakin tinggi pula kedudukan seorang hamba di sisi-Nya. Oleh karenanya ulama membagi derajat wiraโ€™i menjaga diri dari keharaman menjadi empat wirainya orang-orang adil, yaitu dengan cara meninggalkan keharaman-keharaman sesuai petunjuk fatwa para pakar fiqh. Kedua, wirainya orang-orang saleh, yaitu meninggalkan kemurahan-kemurahan dengan memilih hukum-hukum yang berat. Ketiga, wirainya orang-orang bertakwa, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah yang berpotensi mengantarkan kepada keharaman. Keempat, wirainya orang-orang yang jujur, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah secara total, meski tidak berpotensi mengantarkan kepada keharaman. Seluruh waktunya bernilai ibadah, tidak satu pun hampa tanpa diisi dengan Abu Said al-Khadimi berkataุซูู…ู‘ูŽ ุงุนู’ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู„ูู„ู’ูˆูŽุฑูŽุนู ู…ูŽุฑูŽุงุชูุจูŽ ุงู„ู’ุฃููˆู„ูŽู‰ ูˆูŽุฑูŽุนู ุงู„ู’ุนูุฏููˆู„ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูŽุง ูŠูŽุญู’ุฑูู…ู ุจูููŽุชูŽุงูˆูŽู‰ ุงู„ู’ููู‚ูŽู‡ูŽุงุกูโ€œKetahuilah bahwa wirai memiliki empat derajat. Pertama, wirainya orang-orang adil, yaitu meninggalkan perkara haram sesuai fatwa-fatwanya para pakar fiqih,โ€ุงู„ุซู‘ูŽุงู†ููŠูŽุฉู ูˆูŽุฑูŽุนู ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญููŠู†ูŽ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ูุงู…ู’ุชูู†ูŽุงุนู ุนูŽู†ู’ ุงุญู’ุชูู…ูŽุงู„ู ุงู„ู’ุญูุฑู’ู…ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฑูŽุฎู‘ูŽุตูŽ ุงู„ู’ู…ููู’ุชููŠโ€œKedua, wirainya orang-orang saleh, yaitu menahan diri dari keharaman, meski seorang mufti memberi kemurahan hukum,โ€ุงู„ุซู‘ูŽุงู„ูุซูŽุฉู ูˆูŽุฑูŽุนู ุงู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ููŠู†ูŽ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูŽุง ู„ูŽุง ุญูุฑู’ู…ูŽุฉูŽ ูููŠู‡ู ุจูุญูŽุณูŽุจู ุงู„ู’ููŽุชู’ูˆูŽู‰ ูˆูŽู„ูŽุง ุดูุจู’ู‡ูŽุฉูŽ ูููŠ ุญูู„ู‘ูู‡ู ู„ูŽูƒูู†ู’ ูŠูุฎูŽุงูู ู…ูู†ู’ู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุคูŽุฏู‘ููŠูŽ ุฅู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽุฑู‘ูŽู…ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุชูŽุฑู’ูƒู ู…ูŽุง ู„ูŽุง ุจูŽุฃู’ุณูŽ ุจูู‡ู ู…ูŽุฎูŽุงููŽุฉูŽ ู…ูŽุง ุจูู‡ู ุจูŽุฃู’ุณูŒโ€œKetiga, wirainya orang-orang bertakwa, yaitu meninggalkan perkara yang tidak haram dari sudut pandang fatwa dan tidak ada kesamaran dalam kehalalannya, namun dikhawatirkan akan mengantarkan kepada perbuatan yang dikhawatirkan. Wirai jenis ini adalah meninggalkan perkara yang tidak berbahaya karena khawatir terjerumus kepada perkara yang berbahaya,โ€ุงู„ุฑู‘ูŽุงุจูุนูŽุฉู ูˆูŽุฑูŽุนู ุงู„ุตู‘ูุฏู‘ููŠู‚ููŠู†ูŽ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุชูŽุฑู’ูƒู ู…ูŽุง ู„ูŽุง ุจูŽุฃู’ุณูŽ ุจูู‡ู ุฃูŽุตู’ู„ู‹ุงุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูุฎูŽุงูู ู…ูู†ู’ู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุคูŽุฏู‘ููŠูŽ ุฅู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ุจูู‡ู ุจูŽุฃู’ุณูŒุŒ ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู‘ูŽู‡ู ูŠูุชูŽู†ูŽุงูˆูŽู„ู ู„ูุบูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ู„ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ุชู‘ูŽู‚ูŽูˆู‘ููŠ ุจูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูˆู’ ูŠูŽุชูŽุทูŽุฑู‘ูŽู‚ู ุงู„ู’ุฃูŽุณู’ุจูŽุงุจู ุงู„ู’ู…ูุณูŽู‡ู‘ูู„ูŽุฉู ู„ูŽู‡ู ูƒูŽุฑูŽุงู‡ููŠู‘ูŽุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุนู’ุตููŠู‘ูŽุฉู‹โ€œKeempat, wirainya orang-orang yang jujur, yaitu meninggalkan perkara mubah secara total, tidak dikhawatirkan terjerumus ke dalam perbuatan yang berbahaya, namun perbuatan tersebut dilakukan tidak karena Allah, bukan karena niat agar kuat menjalani ibadah kepada Allah atau baru datangnya penyebab-penyebab yang mempermudah ia melakukan kemakruhan atau kemaksiatan,โ€ Abu Said Muhammad bin Muhammad al-Khadimi, Bariqah Mahmudiyyah, Segera ada manusia yang bersih dari kesalahan dan dosa. Kesalahan adalah hal yang wajar bagi manusia. Yang bermasalah adalah membiarkan diri berlarut-larut dalam perbuatan dosa. Kematian yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya, menuntut seorang manusia agar segera bertobat setiap kali melakukan dosa, untuk menghindari akhir yang buruk dalam perjalanan hidupnya suโ€™ul khatimah. Agama menekankan untuk senantiasa memperbarui tobat dari segala perbuatan Ahmad al-Dardiri berkataูˆูŽุฌูŽุฏู‘ูุฏู ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุจูŽุฉูŽ ู„ูู„ู’ุฃูŽูˆู’ุฒูŽุงุฑู * ู„ูŽุง ุชูŽูŠู’ุฃูŽุณูŽู†ู’ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู’ุบูŽูู‘ูŽุงุฑูโ€œPerbaruilah tobat karena beberapa dosa. Janganlah merasa putus asa dari rahmat Allah yang maha pengampun,โ€ Syekh Ahmad al-Dardiri, Manzhumah al-Kharidah al-Bahiyyah.Bertobat ada kalanya dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt, ada kalanya berhubungan dengan hak orang lain. Syarat yang harus dipenuhi ketika bertobat dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt ada empat, yaitu menyesal, melepaskan diri dari dosa yang diperbuat, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar. Apabila dosa yang dilakukan berupa meninggalkan ibadah fardhu, maka wajib untuk mengqadhanya. Sedangkan bila berhubungan dengan hak orang lain, maka wajib mengembalikan kepada pemiliknya atau meminta kerelaannya, bila pemiliknya sudah wafat, dilakukan kepada ahli warisnya. Hal ini bila berkaitan dengan materi, seperti hutang atau harta curian. Bila berkaitan dengan non materi, seperti menganiaya, menggunjing, mengadu domba dan lain-lain, maka wajib meminta kehalalan pihak yang Muhammad Nawawi al-Bantani menegaskanุชูŽุฌูุจู ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุจูŽุฉู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฐู‘ูู†ููˆู’ุจู ููŽูˆู’ุฑู‹ุง ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ู‘ู ู…ููƒูŽู„ู‘ูŽูู ูˆูŽู‡ููŠูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุฏู’ู…ู ูˆูŽุงู„ู’ุฅูู‚ู’ู„ูŽุงุนู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุฒู’ู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูŽุนููˆู’ุฏูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ุงูุณู’ุชูุบู’ููŽุงุฑู ูˆูŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ุฐู‘ูŽู†ู’ุจู ุชูŽุฑู’ูƒูŽ ููŽุฑู’ุถู ู‚ูŽุถูŽุงู‡ู ุฃูŽูˆู’ ุชูŽุจูุนูŽุฉู‹ ู„ูุขุฏูŽู…ููŠู‘ู ู‚ูŽุถูŽุงู‡ู ุฃูŽูˆู ุงุณู’ุชูŽุฑู’ุถูŽุงู‡ู.โ€œWajib bagi setiap Mukallaf segera bertobat dari dosa, yaitu dengan menyesal, melepaskan diri dari dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar. Bila dosanya berupa meninggalkan ibadah fardlu, maka wajib mengqadlainya, bila berupa hak adami, maka wajib menunaikannya atau meminta kerelaannya,โ€ Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Syarh Sullam al-Taufiq, Maktabah al-Salam, Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani berkataูˆูŽูŠูŽุชูŽุฃูŽูƒู‘ูŽุฏู ุงู„ู’ุงูุณู’ุชูุนู’ุฏูŽุงุฏู ู„ูู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชู ุฃูŽูŠู ุงู„ุชู‘ูŽุฃูŽู‡ู‘ูุจู ู„ูู„ูู‚ูŽุงุฆูู‡ู ุจูููุนู’ู„ู ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญูŽุฉู ูˆูŽุงุฌู’ุชูู†ูŽุงุจู ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุงู„ู’ู‚ูŽุจููŠู’ุญูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุจูŽุงุฏูŽุฑูŽุฉู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุจูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูุชููˆูŽูู‘ูุฑูŽุฉู ู„ูู„ุดู‘ูุฑููˆู’ุทู ูˆูŽู‡ููŠูŽ ุงู„ู’ุฅูู‚ู’ู„ูŽุงุนู ุนูŽู†ู ุงู„ุฐู‘ูŽู†ู’ุจู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุฏู’ู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุตู’ู…ููŠู’ู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูŽุฏูŽู…ู ุงู„ู’ุนูŽูˆู’ุฏู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุฑูŽุฏู‘ู ุงู„ู’ู…ูŽุธูŽุงู„ูู…ู ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽู‡ู’ู„ูู‡ูŽุง ูˆูŽู‚ูŽุถูŽุงุกู ู†ูŽุญู’ูˆู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ู…ู ูˆูŽุงุณู’ุชูุญู’ู„ูŽุงู„ูŒ ู…ูู†ู’ ู†ูŽุญู’ูˆู ุบููŠู’ุจูŽุฉู ูˆูŽู‚ูŽุฐู’ููโ€œSangat dianjurkan mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan mengerjakan amal-amal saleh dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tercela, bersegera bertobat dengan memenuhi syarat-syaratnya yaitu melepaskan diri dari dosa, menyesal atas dosa yang dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulangi serta mengembalikan kezaliman yang dilakukan kepada orang yang berhak, mengqadha semisal shalat dan puasa, serta meminta halal dari perbuatan semacam menggunjing dan menuduh zina Syekh al-Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani, Fath al-Allam bi Syarh Mursyid al-Anam, Dar al-Salam.Demikian penjelasan mengenai tiga tips menghadapi kematian, semoga M. Mubasysyarum Bih, Dewan Pembina Pondok Pesantren Raudlatul Quran, Geyongan, Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat.

doa menghindari keputusasaan dalam menghadapi kematian