Diabertolak ke tempat yang lebih dalam. Dia menebarkan jalanya untuk menangkap ikan. Hasilnya adalah mereka mendapat sejumlah besar ikan sehingga jala mereka mulai koyak. Ya, itulah hasil ketaatan. Bisa dibayangkan ketika mereka harus bertolak ke tempat yang lebih dalam. Mengayuh perahu mereka lebih kencang dan mengeluarkan tenaga lebih banyak.
Ditengah cuaca yang sangat panas, Menag berharap AC yang dipasang di tiap tenda bisa lebih dingin. Sebab, suhu yang lebih dingin di tenda akan memberi kenyamanan jemaah dalam beribadah. Layanan lainnya adalah toilet. Menag melihat itu juga sudah disiapkan lebih banyak, termasuk sejumlah toilet portabel.
Bisniscom, MEDAN - Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi blak-blakan mengaku bingung karena tak ada yang bisa dibanggakan dalam ajang Women Twenty (W20) Summit di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.. Saking malunya, Edy meninggalkan acara tersebut dan bertolak ke tempat lain. Pengakuan ini disampaikan Edy saat menghadiri acara di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara, Kamis (21/7/2022).
Sebelummenemui Zelensky dan Putin, Jokowi lebih dulu bertandang ke Jerman untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7. Jokowi bersama rombongan berangkat menuju Jerman melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (26/6/2022). "Pagi hari ini saya dan rombongan terbatas akan berangkat menuju ke beberapa negara.
JAKARTA Presiden Republik Indonesia (RI) dan Ketua G20 Joko Widodo akan bertolak ke Ukraina dan Rusia pada bulan Juni ini untuk membahas dampak ekonomi dan kemanusiaan dari invasi Moskwa. Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi pada Rabu (22/6/2022). Retno Marsudi mengatakan, Presiden Jokowi akan
5Agu 2022 - Seluruh rumah/apartemen dengan harga Rp3838749. Oceanside Beach Cottage is the newest and finest property in Redington Beach! Oceanside Beach Cottage offered by Beach Time Rentals This beautifu
. Terjebak dan arus lalu lintas tak bisa bergerak berjam-jam berjam-jam di rute perjalanan Ketapang-Tanjung akhir Agustus 2022. Romo A. Joko Purwanto Pr Puncta Biasa XXIILukas 5 1-11 SEPEKAN kemarin kami berkunjung ke Paroki Tanjung di Ketapang. Kami menyapa teman yang bertugas di pedalaman. Priests visit priests. Kami berangkat dari Keuskupan Ketapang pukul pagi. Tiba di Tanjung sudah pukul Malam sudah gelap. Perjalanan habis di daerah Mahawa yang medannya rusak parah. Ada banyak mobil kecil amblas di jalan penuh lumpur. Tak bisa bergerak. Berjam-jam kami antri supaya mobil satu per satu bisa tembus. Jarak tempuh sebenarnya tinggal 15 km saja sampai di Tanjung. Tetapi karena jalan hancur kami menunggu berjam-jam sampai hari gelap. Setelah sampai di paroki, kami disambut Fr. Gusti yang jaga rumah. Romo Krisno sedang ada misa di stasi malam itu. Dia pulang ke pastoran kehujanan, karena hanya naik sepeda motor. Hari gelap, hujan deras, jalan buruk adalah menu harian yang harus dijalani. “Kamu jauh-jauh, susah-susah ke pedalaman seperti ini mau cari apa ta Kris?” tanya seorang romo yang belum pernah bermisi ke luar Jawa. “Masih ada tempat yang lebih sulit dan menantang dari sini,” Romo Krisno menjawab dengan senyum ceria. Umat di pedalaman masih sangat membutuhkan warta keselamatan. Kita harus berani diutus ke tempat-tempat yang dalam demi keselamatan jiwa-jiwa. Jangan hanya berpikir cari enak-enak, merasa cukup di tempat sendiri. Tidak mau diutus ke tempat yang dalam di luar keuskupan. Begitulah kesimpulan perbincangan kami malam itu, sambil minum tuak dan makan kimpul rebus. Injil hari ini menyiratkan agar para murid berani bertolak ke tempat yang dalam. Yesus menyuruh Simon untuk menangkap ikan. “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Kalau kita hanya pergi ke tempat dangkal, kita tidak akan mendapat apa-apa. Paling-paling ikan “uceng, cethul,” wader atau ikan kecil lainnya. Tetapi kalau kita berani pergi ke tempat yang dalam, di sana ada ikan-ikan besar yang bisa ditangkap. Selama setahun berkarya di Tanjung, Romo Krisno sudah membaptis hampir 800-an anak, membereskan banyak pasangan perkawinan. Itulah gambaran laut yang dalam. Saya di Cawas, setahun tidak sampai 20 anak yang dibaptis. Memberkati perkawinan setahun bisa dihitung dengan jari. Dengan medan yang sulit, tantangan yang berat, ombak dan badai di laut yang dalam juga bisa menghasilkan nahkoda yang handal. Alam akan mendidik kita menjadi imam yang tangguh, kuat dan “mrantasi”. Tidak mudah mengeluh. Sedang laut yang dangkal, tenang justru membuat kita menjadi imam yang manja, loyo, malas, “kakehan alesan lan sak kepenake dewe.” Imamat kita itu dari Yesus, bukan jerih payah kita sendiri. Kalau menganggap imamat itu hasil usaha kita, pengalaman Petrus akan menjelaskan. “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa.” Bekerja hanya menuruti kemauan sendiri, “sak kepenake,” tidak akan menghasilkan apa-apa. Tetapi Yesus menyuruh kita bertolak ke tempat yang dalam untuk menebarkan jala. Yesus yang punya kuasa mengutus, tidak perlu ada tawar menawar. Dia yang mengutus, Dia yang akan mengurus. Mari berani diutus bertolak ke tempat yang dalam? Berani bertolak lebih dalam,Agar bisa nangkap banyak takut menjadi imamSemua sudah diatur oleh Tuhan Cawas, duc in altum…
bertolak ke tempat yang lebih dalam